Salah satu peninggalan kolonial yang juga membuat kita tidak akan menoleh ke sejarah kebesaran bangsa adalah mengkategorikan bicara harta karun adalah takhyul.
Harta karun yang dimaksud, bisa berupa teknologi masa lalu atau memang benar-benar berbentuk harta karun yang entah dimana keberadaannya. VOC dan negara eropa, Arab, Jepang dll.
Bahkan dengan dibungkus dagang dan ekspedisi, jauh-jauh hari China dan India sudah datang ke Indonesia untuk mencari harta karun itu. Negeri ini tak perlu disangsikan lagi memang negeri emas yang termasyhur di dunia. Walaupun awalnya eropa agak sedikit kurang yakin, karena menduga Amerika lah negeri emas itu. fakta ratusan tambang emas purba di sumatera yang ditemukan raffles dan geologis dan ahli tambang berbagai negara jaman kolonialisme, menjelang kemerdekaan dan sekarang jangan kita tolak. Itu adalah kenyataan.
Memang kita sedikit agak menebak-nebak emas dan produksi emas itu ada pada satu peradaban, atau berkali-kali peradaban. Atlantis, Sriwijaya, majapahit, Sulaiman, Iskandar Zulkkarnaen, masa kerajaan-kerajaan kecil nusantara ataukah di masa sebelum itu. Sampai saat ini, belum ada yang bisa memastikan.
Di tengah isu berseliweran, Keluar dokumen Amerika berhutang emas 63 ribu ton emas zaman JFK dan Soekarno. Kita adalah generasi baru yang tak terlibat bahkan menyaksikan peristiwa itu. Tetapi upaya desoekarnoisasi adalah fakta 32 tahun sejarah kita.
Siapa yang berhak menjawab isu Hutang emas amerika itu? Putra-Putri Soekarno dari semua istri dan juga Hatta.
Ibu Megawati orang yang tepat berbicara, karena dia yang paling dekat dengan Bung Karno. Ibu megawati juga sudah berupaya membuka emas batu tulis. Apapun kebenarannya, Rakyat akan mendukung.
R.J. Verbeek nyatakan Tambang tertua Salido di Minang, antara 1669-1735 hanya haslkan 800 ton bijih emas. Lalu tutup th 1928 karena rugi. Nah, kalau 65 ribu ton?
Terlepas benar atau salah isu utang Emas Amerika. Bagi saya jumlah 65 ribu ton itu masuk akal. Selain Raffles temukan ratusan tambang purba saat memasuki 13 sungai atau kota tigabaleh di Minang, Swarna Dwipa atau Pulau Emas sudah lama terdengar oleh China, India.
Khusus Eropa melalui cerita-cerita para pelaut dari Timur. Konon para raja yang berkuasa di Swarna Dwipa menggunakan emas selain untuk alat tukar juga untuk menghias istana.
Bahkan Anthony Reid temukan tulisan dalam sejarah sumatera, sang raja menggunakan batangan-batangan emas untuk lemparkan ikan ke kolam depan istana.
Begitulah gambaran emas masa lalu. Sementara daerah yang dianggap sebagai biang emas adalah daerah di sepanjang aliran sungai ke Samudra. VOC pernah gagal (in efisiensi) di tambang emas tertua di Nusantara saat kolonial di Salido sumbar. Teknologi eksplorasi dan eksploitasi abad 17 tak mampu berbuat banyak hadapi potensi emas di perut bumi.
Dari mana sumber pembiayaan pemerintahan kolonial Belanda Bangun Infrastruuktur di Sumatera Barat akhir abad ke-19 tidak bisa dipisahkan dari eksploitasi besar-besaran terhadap deposit batubara yang terdapat di Sawahlunto dan Ombilin.
Sebutlah: Jalan, Jembatan, Jaringan Jalan Kereta Api, Pelabuhan, dan Gedung-gedung Perkantoran, hampir semua ada kaitannya dengan batubara.
Sebuah taman di kota Padang dinamai Greveplein (Taman Greve), lengkap dengan sebuah monumen yang diberi nama Monumen De Greve. Penghargaan Hindia belanda tehadap ahli tambang yg guncang batavia atas laporan lengkap ke Batavia tentang perkiraan kandungan batubara sebanyak 200 juta ton.
Berkat booming batubara, sumbar aja infrastuktur di luar jawa. Teknologi eksploitasi VOC mampu.
Nah, kalau 65 ribu ton emas? Luar biasa eksplorasi/eksploitasi tambang di zaman yang entah kapan tetapi sebelum kedatangan VOC itu.
Powered by Telkomsel BlackBerry®












2 komentar:
dari mana ya asalnya fenomena crita2 begini. Gak masuk di logika menurut ku. ngimpi kosong aja.
Bung Karno dalam pidato pembelaannya, Indonesia Menggugat, menyampaikan empat ciri imperialisme di Indonesia: 1) Indonesia tetap menjadi negeri pengambilan bekal hidup, (2) Indonesia menjadi negeri pengambilan bekal-bekal untuk pabrik-pabrik di eropa, (3) Indonesia menjadi negeri pasar penjualan barang-barang hasil dari macam2 industri asing, (4) Indonesia menjadi lapang usaha bagi modal yang ratusan-ribuan-jutaan rupiah jumlahnya.
Posting Komentar