Kisah pekerja Anak dibawah umur asal Borong-terdampar di Jakarta

Seorang anak berusia 13 tahun tertidur pulas di Sofa kantor perwakilan propinsi NTT di Wilayah tebet Timur Dalam, Jakarta selatan, Senin (23/9/13) kemarin. Raut wajahnya Nampak lusuh. Samping sofa terdapat satu tas kecil yang sebagian terlihat sobekan. Rambut kritingnya sebagian menutup wajah yang lugu. “anak ini pagi tadi dibawa seorang polisi. Katanya dari manggarai-Flores NTT” kata seorang staf kantor perwakilan NTT. Saat saya mengajak berbicara badan Yuliana bergetar, Ia masih diselimuti rasa takut.

Nama lengkapnya Yuliana Invinta, lahir di wae Kembek, 30 desember 2000. Anak ke 3 dari 4 bersaudara. Ayahnya bernama Yohanes Galut (Alm) dan Ibu Kristina Mumu. Yulianan berasal dari kampung Wae kembek, Desa Gunung Kec. Kota komba Kabupaten manggarai timur. Yuliana adalah korban pekerjaan anak yang dibawah secara Illegal dari borong-Mangarai Timur sejak akhir mei silam.

Yuliana mengaku berasal dari keluarga petani miskin, Ayahnya sudah lama meningal dunia. Penghasilan Ibunya tak mampu membiayai Yuliana melanjutkan pendidikan ke SMP. Situasi ekonomi keluarga yang sulit ini mendorong Yuliana mencari pekerjaan di kota Borong pada awal Mei 2013 silam. Di Kota Borong Yuliana sempat bekerja di toko Aa.

Setelah seminggu bekerja di Toko Aa, tanpa sengaja Yuliana bertemu dengan seorang laki laki yang mengaku bernama Alosius di sebuah rumah dekat lapangan pertamina borong (Yulianan lupa nama pemilik rumah tersebut). Alosius kemudian merayu Yulianan untuk bekerja di Jakarta dengan iming iming akan di gaji 900.000 pada bulan pertama dan 1,2 juta pada bulan kedua dan seterusnya. Kepada Yuliana, Alosius mengatakan bahwa bekerja di jakarta lebih ringan, mendapat fasilitas tempat tinggal yang nyaman dan bergaji tinggi. Semua biaya transport serta makan minum dalam perjalanan Borong-jakarta akan ditanggung.

Yuliana mengaku ragu dengan penjelasan Alosius. Ia memilih diam dan tidak menanggapi. Pemilik rumahpun ikut membantu Alosius membujuk Yuliana. Rayuan demi rayuan serta iming iming bergaji tinggi terus dilontarkan Alosius pada Yuliana sambil menyodorkan sebuah formulir kepada Yuliana untuk diteken sebagai bentuk persetujuan.  Yuliana akhirnya menandatanggani formulir yang disodorkan Alosius. Ia tidak membaca dan mengaku tidak memahami isi dan maksud formulir itu. Yuliana kembali ke Toko Aa dan kembali bekerja seperti biasa, sekalipun sudah menandatanggani formulir pemberian alosius Yuliana tetap tidak ingin bekerja di jakarta.

Dua hari setelah bertemu dengan Alosius, Yuliana mendengar cerita seorang rekan kerjanya di toko Aa tentang peluang kerja di jakarta dengan gaji tinggi. Menurut Yuliana, rekannya itu diajak oleh seorang lelaki asal Golo Kaca bernama Paulus untuk bekerja di jakarta. Informasi dari paulus yang Ia dengar dari rekannya itu sama persis dengan yang dia dengar dari Alosius.

Bertemu Paulus

Di penghujung Mei Paulus bertemu dengan Yuliana di Toko Aa. Paulus membujuk Yuliana untuk bekerja di Jakarta. Yuliana akhirnya menyetujuai ajakan paulus, setelah Yuliana mendengar janji Paulus untuk memberikan pekerjaan pada Yulianan sebagai pengasuh anak anak dengan Gaji 900.000 hingga 1,2 juta perbulan ditambah jaminan kesehatan. Saat itu Yuliana berpikir dengan gaji 12 perbulan Ia bisa membantu ibunya di rumah dan dapat menabung banyak uang untuk melanjutkan sekolahnya.

Tanpa pamit pada orang tua, Yuliana ikut bersama Paulus. Saat itu Yuliana tidak sendiri, masih ada 5 orang lain yang dibawa oleh Paulus. Semuanya perempuan dan Yulianan mengenal 3 orang diantaranya masing masing Jesi dan Livin masing berumur 15 tahun asal Mbata borong, Alin 16 tahun asal bentengjawa, dan Tina umur 15 tahun asal bentengjawa.

Ke 5 anak perempuan ini oleh paulus dibawah ke Anam kecamatan Ruteng. Yuliana bersama 4 yang lain menginap 2 malam di rumah teman paulus yang bernama Yoseph. Paulus kemudian kembali ke Borong sementara 5 orang perempuan termasuk Yuliana selanjut diurus oleh Yoseph menuju labuan bajo.

Setelah bermalam 2 hari di rumahnya di kampung Anam Yoseph lalu membawa 5 orang perempuan ini ke labuan bajo dengan menyewa sebuah mobil travel. Di lembor rombongan Yoseph bertemu dengan rombongan Alosius dan seorang lagi bernama Datus di sebuah warung makan. Yuliana kembali bertemu dengan Alosius untuk kedua kalinya. Alosius protes pada sikap Yuliana yang mengikuti Paulus sementara sebelumnya sudah menandatanggani formulir kesepakatan kepada Alosius. Yuliana meminta Alosius menghubungi Paulus. Maka terjadilah perang mulut antara Alosius dan paulus memperebutkan Yuliana.

Ditengah aduh mulut Alosius dan paulus tiba tiba sekelompok polisi dari polsek Lembor datang menghapiri warung makan lalu menangkap Alosius, Yosep, Datus dan 14 orang perempuan, 5 orang diantara yang dibawah Yoseph hasil pencarian paulus dan 9 orang perempuan lain hasil pencarian Alosius. 14 perempuan ini kebanyakan dari manggarai timur dan Bajawa.

Yuliana menyaksikan saat ditangkap kedua tangan Alosius diborgol. Setelah diperiksa selama berjam jam Yoseph, Datus dan 14 orang perempuan dipulangkan. 2 orang perempuan yang dibawah Alosius berhasil melarikan diri sementara 12 orang lain berhasil ditahan oleh Yoseph. Yuliana sempat berencana menuju ruteng dan mencoba mencari pekerjaan disana namun rencana itu dihalangi oleh Yoseph.  Yoseph mengancam yang berani pulang harus mengembalikan semua biaya yang sudah dikeluarkan. Yuliana dan ke 11 orang lain tak berani kabur takut dengan ancaman Yoseph. Mereka akhirnya mengikuti Yoseph kembali ke kampung anam.

Setelah 2 hari di kampung anam, Alosius kemudian datang menjemput dan membawa 12 orang perempuan ini ke labuan bajo. Sekitar jam 3 subuh Alosius dan Yoseph membawa 12 orang perempuan ini. Hal ini dilakukan untuk menghindari polisi. Setiba dilabuan bajo 12 orang ini langsung dihantar ke kapal ferry.  Yoseph kemudian kembali ke amam sementara Alosius terus menemani 12 orang perempuan menuju jakarta setelah 2 malam sempat menginap di sape. Perjalanan hingga jakarta memakan waktu hingga satu minggu lebih.  Alosius selalu mencari tempat yang nyaman untuk menyembunyikan Yuliana dan teman temannya dari pantauan polisi.

Di Serahkan pada Bos Yulius

Di jakarta Alosius menyerahkan 12 orang perempuan ini ke seorang agen yang bernama Yulius. Ditempat ini barang berharga seperti HP, uang, termasuk sim card milik Yuliana disita oleh Ibu susan seorang staff Yulius. Padahal di dalam sim card itu terdapat banyak nomor keluarganya di kampung.

Yuliana tidak mengatahui alamat tempat penampunga milik Yulius ini. Mereka tidak diijinkan keluar rumah. Selama dua hari mereka dilatih mengurus anak kecil, mengunakan mesin cuci, cara strika dan pengunaan anak elekronik lainnya. Setelah 2 hari berada di tempat Yulius masing masing 12 orang yang dibawah Alosius di sebar pada majikan berbeda. Yuliana mendapat majikan yang mempekerjakannya sebagai pembantu rumah tangga dengan upah 700 ribu perbulan. Lagi lagi Yuliana tidak mengetahui alamat rumah majikannya itu. Ditempat ini menurut Yuliana majikannya bersikpa baik namun hanya betah bekerja selama 2 minggu, Ia selalu menangis ingat orang tuanya di borong.

Melihat Yuliana selalu menangis majikannya memulangkan Yuliana pada Yulius. Yuliuspun marah besar. Setelah 2 minggu berselang Yulius mengantar Yuliana pada sebuah pabrik permen. Yuliana tak diberitahu alamat pabrik itu. Ditempat ini Yuliana bekerja siang malam tanpa istrahat. Bekerja mulai jam 5 pagi hingga jam 11.30 malam dengan jatah makan 2 kali yaitu pada pukul 9 pagi dan pukul 6 sore. Kepada Yuliana, Yulius mengatakan upah bekerja di pabrik permen itu sebesar 700 ribu perbulan.

Yuliana mengaku sangat kecewa, apa yang dialaminya tidak seperti yang dikatakan Paulus dan Alosius saat bertemu di borong. Bahwa gajinya 1,2 juta perbulan.  Setelah bekerja 1,5 bulan Yuliana jatuh sakit. Badannya terasa nyeri terutama dibangian pingung. Selama seminggu tak bisa bangun dari tempat tidur. Pihak pabrik hanya memberinya obat tablet namun Yuliana tak kunjung sembuh. Setelah 2 minggu tak kunjung sembuhpihak pabrik mengembalikan Yuliana ke agent. Yulius lagi lagi memarahi Yuliana.

Belum pulih dari sakit yuliana dibawah oleh Yulius ke rumah dokter sisilia. Bukan untuk berobat tapi dipekerjakan sebagai pengasuh anak. Di rumah dokter Sisilia Yuliana tidak diperlakukan baik. Setiap hari dimarahi, dibentak dan dicaci maki. Tidak hanya doketr sisilia, kedua orang tua sisilia juga ikut membentak Yuliana. Hanya suami dokter Sisilia yang bersikap baik pada Yuliana, namun suaminya juga ikut dibentak dan dimarahi jika membela Yuliana.

Tak kuat menahan semua caci maki dari doketr sisilia dan kedua orang tuanya, Pada tangga 21 sept pukul 02.00 subuh, Yuliana benari kabur. Ia membungkus semua barangnya, membuang keluar pagar lalu memanjat tembok tinggi rumah dokter sisilia. Aksi kabur ini dipergoki oleh satpam perumahan. Kepada satpam Yuliana menjelaskan alasan dirinya memilih kabur dari rumah majikan. Satpam itupun menyembunyikan Yuliana di ruang satpam hingga pagi.

Di pagi hari satpam kemudian mencari bajai dan meminta sopir bajai mengantarkan Yuliana ke kantor polisi terdekat. Yuliana sempat kuatir bajai yang ditumpanginya tak kunjung sampai ke kantor polisi. Namun kekuatiran itu hilang setalah sopir bajai meminta Yuliana turun dan menunjukan kantor polisi. Yuliana kemudian melaporkan kronologis pristiwa yang dialaminya sejak dari borong hingga jakarta.

Kepada polisi Yuliana tidak bisa menjelaskan alamat Yulius, alamat majikan yang perna mempekerjakannya kepada polisi hingga Ia harus bermalam di kantor polisi. Hingga pada tanggal   23 september 2013 pagi seorang polisi mengantar Yuliana ke kantor Perwakilan propinsi NTT di daerah tebet Timur, jakarta selatan untuk diurus pemulangannya ke manggarai timur.



Selama bekerja pada 3 majikan Yulina tak perna menerima upah. Yulius mengambil semua upahnya untuk mengembalikan biaya yang sudah dikeluarkan sejak Ia berangkat dari dari borong.  Ia berharap oarng orang yang membawanya ke Jakarta dapat segerah ditangkap dan dihukum. (che-)

1 komentar:

ini mungkin nasib Yuliana yang bisa terekspos, pasti masih lebih banyak Yuliana yang lainnya, yang nasibnya lebih buruk dari dia

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More