Oleh : Chelluz Pahun
Para partisipan Kongres Pemuda
Manggarai Raya yang terhormat,
Terima kasih atas kesempatan yang
diberikan untuk bisa berada di sini, terutama untuk diri saya sendiri. Terima
kasih atas nikmat kesehatan, dan dikelilingi oleh pikiran yang hebat dari
orang-orang Hebat. Dan saya sangat ingin belajar akan segala hal yang dapat
menjadi jawaban atas satu tugas besar di generasi kita: Bagaimana Mengakhiri KEMISKINAN
di Manggarai Raya.
Kita tahu, dunia dihadapkan pada
keharusan untuk menjawab pertanyaan ini yang datang pada fakta di mana saat
dunia nampaknya sedang berkembang dengan lebih modern bersama teknologi yang
canggih dan kemewahan yang melimpah, ternyata terdapat 80% dari manusia di bumi
yang tertinggal. Separuh dari populasi dunia hidup hanya dengan penghasilan
kurang dari US$ 2 setiap harinya. Sungguh,
kemiskinan merupakan masalah sosial yang membutuhkan untuk diperhatikan,
menjadi arus utama dari setiap jenis ‘tujuan akhir’ pada setiap inisiatif.
Ketika kita membicarakan mengenai
KEMISKINAN, tentu saja kita sedang membicarakan mengenai Kemiskinan yang
disebabkan oleh sistem, struktur, cara kita melakukan dan terhubung dengan yang
lainnya, yang kita bangun bersama di masyarakat. Kita tidak membicarakan
mengenai kemiskinan sebagai sebuah takdir kehidupan manusia yang datang dari
Tuhan di mana kita tak memiliki kemampuan untuk mengubahnya dan berpura-pura
bahwa kita tak memiliki apapun untuk berbuat sesuatu mengenai hal ini.
Kemiskinan, benar-benar buatan manusia. Di manapun terdapat
kemiskinan, kita bersama sebagai masyarakat, sebaiknya dan harus berpikir bahwa
hal tersebut disebabkan oleh diri kita sendiri. Kita secara bersama-sama telah
menciptakan kemiskinan. Sehingga, kita bersamapun, jharus benar-benar memikirkan
dan mempertimbangkan bagaimana kita berbuat mengenainya,bagaimana kita
menghubungkan diri dengan yang lainnya, dan bagaimana kita membangun sistem dan
struktur, dari tingkat individu sampai ke tingkat nasional, dan juga global,
untuk benar-benar membangun strategi dan cara guna mengakhiri kemiskinan buatan
manusia ini. Kita menciptakannya, sehingga kitapun bisa untuk mengakhirinya. Dan
dengan semua sumber daya yang kita miliki, ketika kita cukup memilikinya,
jelaslah bahwa kita mampu untuk mengakhiri kemiskinan ini dengan cepat.
Karena kita membicarakan mengenai
kondisi kehidupan manusia,di sinilah bahwa kemiskinan ini menjadi hal yang
kompleks, multidimensi, dan kondisi yang saling berhubungan dengan smeua aspek
dalam kehidupan manusia. Tidak terdapat satu perkara kemiskinanpun yang hanya
terjadi dalam hal ekonomi saja, atauhanya dalam hal pendidikan, atau hanya
dalam hal tidak mendapatkan sanitasi yang tepat. Kondisi dari satu aspek
amatlah berkaitan dengan aspek yang lainnya. Inilah hubungan sebab akibat
ataupun hubungan dari saling berlawanan dari kekompleksan yang ada. Oleh karena
itu, kita dapat melihat, siapa saja yang sedang berjuang melawan kemiskinan,
bekerja dengan semua hati, keringat, pemikiran, untuk meringankan
kemiskinan.semua usaha ini amatlah banyak dengan berbagai jenis latar belakang
yang ada. Setiap pekerjaan berasal dari beragam jenis sector, program dan juga
aspek. Setiap program atau setiappelaku hanya dapat untuk bekerja pada keahlian
tertentu saja, dan bahkan terkadang pada keahlian yang super. Contohnya,
program dalam pendidikan (sebagaimana menjadi satu strategi dalam meringankan
kemiskinan) dapat dispesialisasikan menjadi: pendidikan untuk anak-anak, melek huruf untuk wanita, kemampuan membangun
untuk guru, dan lain sebagainya. Program kebutuhan dasar dapat lebih
dispesialisasikan menjadi: air untuk program kebutuhan rumah tangga, makanan
dasar untuk kelaparan, fasilitas listrik mikro-air untuk pedesaan, dan yang
lainnya.
Setiap program tentunya dilakukan
pada usaha terbaik dari kita dalam melakukan apa yang mampu untuk dilakukakn,
dalam beragam jenis pendekatan. Marilah kita melihat pada dua cara pendekatan
yang sering kali kita lihat: Pendekatan Amal, dan pendekatan ‘Program
Pengembangan’. Yang pertama, biasanya lebih diarahkan pada kebutuhan dasar dan
mendekat seperti makanan, air, pakaian, uang dan yang lain. Pendekatan kedua
lebih memiliki pengaruh jangka panjang, seperti beasiswa, program pengembangan
masyarakat, program pembangunan kapasitas, dan yang lainnya. Pendekatan amal
merupakan hal yang baik untuk mengatasi kebutuhan mendesak dan menengah, namun pengaruhnya
terbatas, dan cenderung untuk menjadi ‘satu waktu’ dan bisa menciptakan
ketergantungan. Pendekatan Pengembangan baik untuk mempengaruhi kapasitas masyarakat,
pengaruhnya lebih lama dan mempengaruhi masyarakat, namun hal ini membutuhkan
proses, kelanjutan, dan membutuhkan kerja, anggaran, keahlian yang lebih
dibandingkan dengan pendekatan amal.
Bagaimanapun juga kita
menjalankan program kita, di sector manapun, di institusi manapun kita berada,
pertanyaan besarnya adalah; bagaimana
kita bisa benar-benar memperoleh PENGARUH BERKELANJUTAN? Sejenis pengaruh
yang kita semua mengenalnya, dan selalu membicaraknnya, setuju bahwa inilah
yang menjadi sejenis tujuan akhir yang kita harapkan dari program kita.
Ketika kita melihat pada program MDGs
(Tujuan Perkembangan Milenium), kita dapat melihat bahwa hal tersebut dibagi
menjadi 8 sektor, layaknya menjalannya setiap sector secara individual, maka
akan mampu untuk menciptakan pengaruh yang berkelanjutan. Kedelapan sector dari
MDGs masih belum dijalankan dalam kesinergisan, dalam kolaborasi bersama dengan
kedelapan sector yang lainnya. Momentum yang ada dari keberhasilan satu sektor
yang ada tidak serta merta mampu untuk menguatkan sector yang lainnya. Oleh
karena itulah, keberhasilan satu sektor, TIDAK AKAN BERKELANJUTAN, bukan karena
tidak dijalankan dengan benar pada sektor tersebut, namun karena hambatan yang
datang dari sektor yang lainnya.
Saya pernah bertemu dengan dokter
obstetri dan ginekologi yangs secara aktif mempromosikan pencegahan terhadap knker
serviks terutama pada wanita muda. Saya bertanya: “Apa yang menjadi hal paling
penting di dalam mencegah kanker servik, terutama pada wanita muda?”. Jawaban
dokter tersebut adalah: “Kirim dia ke
sekolah!”
Dari jawaban langsung dari dokter
ini, kita dapat melihat bahwa fakta dari setiap sektor berhubungan dan
berkaitan satu sama lain, menguatkan satu dengan yang lainnya. Untuk mencegah
masalah kesehatan seperti kanker serviks, yang dibutuhkan adalah hal
pendidikan. Kesehatan, pendidikan. Dua sektor yang berbeda yang berhubungan
satu sama lain secara langsung. Oleh katena itu, ketika tidak semua factor yang
ada dilihat dan diperlakukan dengan cara ini, maka setiap sektor yang ada akan
sangat mungkin untuk melemahkan yang lainnya. Sebuah organisasi yang memiliki
program yang baik di dalam mencegah anak-anak untuk menjadi pengemis di jalan,
sering kali menemukan hal yang paling menantang di dalam hal ini adalah situasi
ekonomi dan kondisi orang tua dengan minimnya pendidikan, kondisi desa yang
buruk yang menyebabkan adanya urbanisasi yang meningkatkan komunitas marginal
di dalam kota, dan yang lainnya. Sehingga, untuk memampukan dalam mengatasi
satu masalah seperti anak jalanan, kita harus menyelesaikan beragam aspek
multidimensi yang menciptakan semacam jenis rantai reaksi dari hubungan
sebab-akibat.
Aspek di mana kita sebagai elemen
individu yang ada di masyarakat mampu untuk menyelesaikannya, selalu saja
terbatas. Tidak peduli seberapa besar atau kecilnya diri kita, kemampuan kita
untuk menyelesaikan satu atau lebih dari aspek kemiskinan atau perkembangan
sosial ini, jelaslah selalu saja terbatas. TAPI, setiap dari kita mampu untuk
menguatkan yang lainnya, sebagaimanya yang lainnya juga menguatkan kita. Kita
dapat untuk menggunakan program lain yang telah dijalankan atau sedang
dijalankan, untuk menguatkan program kita. Dan juga sebaliknya. Program yang
lain oleh pelaku atau institusi yang lainnya dapat untuk menguatkan program
kita atau oleh hasil dari program kita. Penguatan atau pelemahan secara khusus
bergantung pada apakah kita MEMAKSIMALKAN MOMENTUM ataukah tidak dari setiap
program yang tersedia atau yang dikembangkan di masa depan.
Bersinergi
Bagaimana sebenarnya untuk
memaksimalkan momentum tersebut? Mari kita lihat dalam istilah yang telah kita
ketahui bersama: SINERGI. Kata ini memiliki makna sebagai: hubungan atau kerja sama dari dua organisasi atau
lebih, substansi, atau agen yang lainnya untuk menghasilkan pengaruh gabungan
yang LEBIH BESAR dibandingkan dengan jumlah dari pengaruh yang terpisah. Program
anda, program saya, program mereka, sebaiknya berada dalam sejenis interaksi,
atau bahkan lebih dihubungkan dalam bentuk kerja sama, untuk memampukan
menghasilkan pengaruh gabungan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dari
program kita yang terpisah.
Kita membutuhkan SINERGI untuk
membuat setiap program kita mampu menghasilkan pengaruh yang lebih besar. Bagaimanapun
baiknya dan berkelanjutannya setiap program kita didesain, hal tersebut akan
menciptakan keberlanjutan akhir yang HANYA terjadi ketika kita menghubungkan
atau mengkolaborasikannya satu dengan yang lainnya.
Jadi ketika kita membicarakan mengenai “PERKEMBANGAN YANG
BERKELANJUTAN” lalu, strategi utamanya, rencana dan penerapannya haruslah
berada dalam elemen SINERGI ini. Dengan harus memiliki SINERGI sebagai cara
dari semua program, projek yang dijalankan oleh beragam aktor dan institusi. Penerapan
rencana MDGs harus mengatur strategi mengenai bagaimana setiap dari kedelapan
sektor yang ada dihubungkan satu dengan yang lainnya, sehingga MDGs ini mampu
untuk menjadi PUZZLE PENGEMBANGAN YANG BERKELANJUTAN, sebuah puzzle dari AKHIR
KEMISKINAN.
SINERGI sebagai pendekatan untuk pengurangan kemiskinan
atau pengembangan sosial diperinci sebagai berikut ini:
- · untuk merancang dan menerapkan program yang mencakup beragam aspek, beragam dimensi, beragam sektor, beragam pelaku, yang sesuai dnegan kondisi lokal.
- · Untuk membangun interaksi atau kerja sama di antara program yangada, dalam tingkat dan ‘formula’ yang disesuaikan dengan kondisi lokal.
- · Untuk membangun kolaboarasi yang aktif dengan masyarakat lokal, meyakinkan perubahan dari pengrtahuan dan kebijakan multi dimensi, di antara masyarakat lokal dan penerap program. Proses inilah yang akan mengarahkan pada partisipasi aktif dari masyarakat lokal.
Lalu, apa SEKARANG? Dengan rendah hati namun yakin, saya
akan mengatakan bahwa kita membutuhkan ‘SINERGI’ menjadi sebuah
kesepakatan bersama di antara kita, tanpa memandang di sektor atau institusi
mana para individu, bahwa memang tidak ada satu orang, satu program, satu
elemen di dalam masyarakat, yang dapat untuk bekerja SENDIRIAN, TERPISAH, untuk
menghasilkan pengaruh yang berkelanjutan. kita membutuhkan kesepakatan bersama di antara kita, bahwa tanpa pengaruh
yang berkelanjutan sebagai polapikir utama dalam penerapan program, sebenarnya
keinginan untuk mengakhiri kemiskinan atau bahkan hanya untuk mengurangi secara
signifikant hanya akan menjadi pemikiran yang bijak saja.
Jika ada kesepakatan bersama di antara kita, pemahaman dan
paradigma umum mengenai kebutuhan penting akan SINERGI, lalu kita akan melihat
dengan lebih jauh lagi pada hal-hal dan cara melakukan hal-hal tersebut di
dalam cara yang berbeda dari pada apa yang ada di dalam diri kita sekarang ini
Di antara pelaku yang ada, akan
dikembangkan kebutuhan untuk saling berhubungan satu sama lain. Akan terdapat
perasaan yang kurang ketika seseorang memiliki program yang tak berhubungan
ataupun bekerja sama dengan satu atau beberapa programlainnya. Hal mengenai
ego, ego branding dan keinginan untuk memberikan penghargaan kepada diri
sendiri tidak akan lama untuk menjadi tren dan maksud ketika kita membangun
program dan organisasi kita ataupun institusi dan kerja sama. SINERGI, ketika
telah menjadi kesepakatan bersama di antara kita, akan membawa kebersamaan yang
nyata. Hanya dengan saling membantu dan bekerja sama kita dapat untuk melawan
kemiskinan di setiap makna yang ingin kita sampaikan dalam perkenalan prohram
di proposal atau brosur kita. Hanya dengan mengijinkan diri kita sendiri
menjadi bagian dari rantai usaha multi dimensi dalam usaha untuk melawan
kemiskinan, sehingga kita bisa yakin bahwa kita akan benar-benar mampu untuk
menghilangkan kemiskinan yang ada dalam generasi kita ini.
Seperti yang dikatakan oleh Winston
Churchill, “.. adalah hal yang
mengejutkan mengetahui seberapa besar yang dapat kita terima ketika tidak ada
satupun orang yang memikirkan mengenai pujian.” Namun sebenarnya, mengharapkan
pujian bukanlah hal yangs elalu buruk.. hanya saja, sekarang ini, kita perlu
untuk mendefinisikan kembali bagaimana pujian yang akan lebih membawa manfaat
pada masyarakat. Kita dapat mengubah perkataan menjadi “…. adalah hal yang mengejutkan mengetahui seberapa besar yang dapat kita
terima ketika tidak ada satupun orang yang memikrikan mengenai pujian bersama yang lebih bertenaga, lebih sah, lebih prestise, dan
lebih berharga dibandingkan hanya dengan
mengambilnya sendiri.”
Kebutuhan kita,
masyarakat yang multi elemen, untuk menjadi bersama, sinergi, untuk masyarakat
kita yang lebih baik, haruslah menjadi motivasi yang mendasar yang memindahkan
pemikiran dan usaha kita ketika kita menjalankan dan menerapkan program apapun
yang sedang kita lakukan. Atau yang lainnya, dengan membiarkan setiap dari kita
untuk menjalankan hal-hal sendirian, terpisah, sebagaimana kita tahu yang
terbaik dan melihat kepada yang lainnya sebagai pesaing, sebenarnya kita
semuanya, dengan sengaja, menjaga kemiskinan untuk terus ada dalam generasi ke
generasi. Suatu hal yang tentu saja, tidak akan kita lakukan. Faktanya, kita
mampu dan terus memperjuangkannya. Mengutip Profesor Muhammad Yunus, peraih
Nobel Perdamaian Laurette dari Bangladesh, kita mampu dan kita akan membuat
generasi kita untuk meletakan kemiskinan di musium. Mari kita bersinergi akhiri Kemiskinan di manggarai raya!!!!
Chelluz Pahun, Pemuda Labuan Bajo-Manggarai Barat
Saat ini
bekerja pada lembaga Riset The Institute for ECOSOC Rights-Jakarta
Email: cheluz82@gmail.com, www.chelluz.com @chelluzt4, FB. Chellz Pahun
+62 82 123 218 840












0 komentar:
Posting Komentar