Kisah Siti Bocah Yatim Tangguh

Mata pencaharian utama bagi warga kampung cipendeuy Desa Cibereum, Cilangkahan, Banten adalah dari hasil dari pertanian, tentu saja hasil yang diperoleh bergantung musim bila tak banyak hama dan wabah yang mengganggu hasil panen , warga desa bisa bernafas lega . Itulah sebabnya tak semua warga bertahan dengan bertani , sebagian mencoba peuntungan lain dengan bekerja di kebun karet yang ada di sekitar desa ini. Bagi siti dan keluarga nya kehidupan tak memberi banyak pilihan, tak ada sawah atau kebun yang bisa digarap sebagai sumber penghasilan.
Siti adalah seorang bocah yatim yang ditinggal mati ayahnya sejak usia 2 tahun. Kini Siti berumur 7 tahun dan keseharian siti adalah sekolah dan berjualan bakso. Bagi bocah ini kehidupan sangat sederhana yang dijalani keluarganya bukan suatu beban yang berat pemandangan seperti ini pun sudah bukan sekali atau dua kali ia alami rasa lapar sepulang sekolah harus dia tahan sebisa mungkin. Ia tak akan berkeluh kesah , Siti tahu sang bunda sedang pergi bekerja sehingga tidak sempat meninggalkan makanan di rumah. Selain tak sempat bisa jadi memang tak ada lagi yang bisa dimasak di rumah ini. Bukan tanpa alasan bocah berusia 7 tahun ini harus bersusah payah ikutmencari rezeki di usianya yang masih sangat kecil yang tak berayah ini harus merasakan beban sang ibu, itulah sebabnya siti kemudian bisa menjadi seorang pedagang bakso.
Tentu saja bukan siti sendiri yang meracik dan meramu bakso yang akan dia jual. Bocah sekecil siti tentu belum mampu memasak layaknya orang dewasa. Siti hanya menjual tenaganya saja sebagai pedagang. Siti mengambil bakso dari tetangganya, termos dan ember inipun telah disediakan oleh tetangganya. Termos yang dibawa siti cukup berat karena diisi penuh dengan bakso siti harus bisa menjual seluruh bakso ini bila ingin mendapat upah yang banyak. Siti harus berjalan jauh untuk menjual dagangannya. Beban yang berat kadang membuat tangannya sakit.
Siti pun tak bisa mengharap rezeki yang banyak dari menjual bakso. Ember ini tak boleh ketinggalan karena setiap mangkuk kotor harus dicuci kembali untuk melayani pembeli berikutnya. Agar bakso dagangannya ini laku tentu siti harus rajin menawarkan bakso dagangannya kepada setiap orang , namun kadang usahanya tak selalu berhasil tak semua orang sedang membutuhkan bakso dagangannya. Menjadi pedagang bakso tentu bukanlah imipan siti namun siti rela menjualankan pekerjaan nya ini ia ingin sekali membantu sang ibu memenuhi kebutuhan makanan di rumahnya.
Bagi siti tantangan terberat adalah menjual bakso kepada teman-temannya. Bukannya bermain bersama menikmati masa kecil , siti terus bekerja dan bekerja. Kenyataan hidupnya ia terima dengan lapang dada. Tidak hanya itu, keseharian siti menjadi oenjual bakso pun sering menjadi olok-olokan di sekolah. Siti tidak mempunyai pilihan lain. Ia harus bersabar dan tetap menjual bakso di kampungnya. Kerja kerasnya hari ini menghasilkan uang sebesar 16 ribu rupiah. Uang ini tentunya bukan milik siti. Siti harus menyetor kepada pemilik bakso. Siti hanya mendapat upah dari usahanya menjual bakso. Hanya uang 2000 rupiah yang ia dapat. Siti bersyukur setidaknya masih ada sedikit rupiah untuk membantu sang ibu daripada ia hanya bermain-main tanpa menghasilkan apapun.
Banyak yang tergerak untuk membantu Siti bocah penjual bakso baik melalui komunitas kaskus, kompasiana maupun bantuan dari Trans7. Diharapkan orang pinggiran seperti Siti dapat tertolong dengan bantuan teknologi informasi dari para dermawan di kota besar.
Itulah Kisah nyata dari hidup seorang bocah yang bernama siti dan berusia 7 tahun yang menggugah hati karena kerja keras dan semangat siti dalam menjalani kehidupan yang keras ini.


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More